Agar
harakah terjamin berada di jalan yang benar menuju sasaran, maka ia
harus menjaga dan memelihara orisinalitasnya. Sebab sekecil-kecilnya
penyimpangan atau berkurangnya orisinalitas pasti akan melahirkan
penyimpangan yang semakin besar sejalan dengan kesinambungan pertumbuhan
dan kekuatan yang terus semakin berkembang. Hal ini dapat menyeret
harakah semakin jauh dari jalannya yang benar dan semakin menjauhkan
tercapainya sasaran harakah.
Jika
dakwah yang dibawa ikhwan adalah hanya dakwah islam sebagaimana yang
dinyatakan pendirinya, berarti orisinalitas dan kesinambungannya dapat
terwujud hanya dengan islam. Menjaga orisinalitas berarti berpegang
teguh kepada Islam dan tidak menyalahinya baik dalam teori maupun
prakteknya. Imam hasan Al bana selalu menekankan agar jamaah beriltizam
dengan Islam, Al-Qur’an dan Sunnah serta melangkah sesuai dengan sirah
Rasulullah SAW ketika beliau menegakkan daulah Islamiyah pertama.
Menurut Imam Hasan Al Bana, ada beberapa hal yang harus dijaga orisinalitasnya, yaitu :
1. Asas ‘aqidah, quwwah ( kekuatan) dan wihdah (persatuan).
Sasaran jamaah adalah tegaknya dien Allah di bumi dan daulah Islamiyah ‘Alamiyah
yang dipimpin system khalifah. Maka sasran ini tidak akan tercapai jika
da pemahaman yang salah terhadap Islam, dengan kata lain ada kerancuan
‘aqidah dan penyimpangan dari apa yang dibawa Nabi Muhammmad SAW. Oleh
karena itulah orisinalitas pemahaman (keshahihan, kelurusan, dan
keuniversalannya meskipun waktu dan kondisi telah berubah. Pemeliharaan
terhadap orisinalitas pemahaman harus dibarengi dengan pemeliharaan
orisinalitas sasaran dari berbagai perubahan dan penyimpangan. Sasaran
jamaah yang berupa tegaknya dien Islam dan berdirinya Daulah Islamiyah
‘Alamiyah tidak boleh difokuskan pada tegaknya satu pemerintahan di
setiap kawasan tanpa ada koordinasi dan tidak menjadi bagian dari
strategi umum untuk mewujudkan sasaran besar. Sebab tegaknya pemerintahan Islam regional yang terpecah-pecah akan mudah dihancurkan oleh musuh-musuh Islam.
2. Perhatian terhadap Tarbiyah dan aspek ruhaniyah.
Tarbiyah
bagi seseorang atau jama’ah ibarat ruh di dalam jasad. Imam Hasan Al
Bana menegaskan individu muslim yang multazim dengan sifat-sifat mukmin
adalah unsure asasi di dalam harakah dan bina’
serta di dalam mewujudkan sasaran. Dialah yang akan menegakkan baitul
muslim, mujtama’ul muslim, hukumah Islamiyah dan Daulah Islamiyah. Jika
unsure asasi ini tegak dan kokoh, maka bangunan dengan segala tahapannya
akan tegak dan kokoh pula. Oleh karena itu Imam hasan Al-Bana
menentukan simat dan sifat yang harus diiltizami oleh setiap individu
muslim yakni ‘amal yang termasuk dalam arkanul bai’ah. Sifat yang
dmaksud
3. Beriltizam dengan jalan dakwah dan tahapan-tahapannya.
4. Penjagaan maksimal terhadap hubb (kecintaan) dan ukhuwwah (persaudaraan).
5. Penekanan terhadap aktifitas produktif dengan tenang dan tidak boleh terkalahkan oleh kepentingan pribadi.
6. Penjagaan dan penataaan wujud prinsip syura, sehingga dapat menelorkan hasil yang diharapkan.
7. Pemeliharaan terhadap sifat takamul (integral) dan I’tidal (proporsional)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
Untuk mewujudkan cita-cita besar yakni tegaknya dien Islam dengan berdirinya khilafah Islamiyah yang tercermin dalam tegaknya Daulah Islamiyah ‘Alamiyah, maka amal islami yang dialukan harus berjalan sesuai dengan takhthith
(perencanaan) yang teliti, tidak boleh asal –asalan, spontanitas atau
reaksioner. Selanjutnya amal islami melakukan evaluasi seluruh
pelaksanaan program pencapaian sasaran yang telah digariskan.
Di setiap pemerintahan ada satu departemen atau badan setingkat yang menangani masalah perencanaan. Badan perencanaan ini mempiliki beberapa tugas diantaranya :
1. Menentukan sasaran, membagi kembali dalam beberapa sasaran dan menentukan skala prioritasnya.
2. Mengkaji
kondisi yang sedang berkembang, mengetahui segala potensi yang dimiliki
serta potensi apa saja yang sudah dan harus dipenuhi.
3. Menentukan program & langkah dalam mewujudkan setiap sasaran, menentukan sarana prasarana dan personil pelaksananya.
4. Menentukan
materi yang cocok untuk sempurnanya pelaksanaan, membuat asumsi
berbagai kemungkinan yang dapat terjadi yang kadang- kadang mempengaruhi
pelaksaan program dan cara menghadapinya serta menentukan
alternative-alternatifnya.
5. Melakukan perombakan unsure terkait termasuk bidang perencanaan.
6. Menentukan
pengawas yang terdiri dari kalangan pakar dan orang-orang yang
berpengalaman dalam bidangnya untuk menjamin jalannya pelaksanaan berada
dalam jalan yang benar, tanpa ada penyimpangan.
Catatan di Sekitar Perencanaan.
1. Dalam
membuat perencanaan dakwah harus mempertimbangkan tiga factor yakni
semakin banyak dan beraneka ragamnya langan dakwah dan dan cakupan serta
bobot yang semakin berkembang.
2. Karena
besarnya sasaran yang akan dicapai dan waktu yang lama, maka
perencanaaan yang disusun tidak hanya terbatas untuk waktu tertentu
saja. Hal ini sangat membantu dalam melakukan persiapan lebih awal dalam
rangka memenuhi tuntutan jangka panjang.
3. Terdapat
perbedaan besar antara perencanaan dakwah dengan perencanaan dalam
lembaga umum atau pemerintahan. Terkadang membuat perencanaan dalam
bidang materi lebih mudah karena kemungkinan-kemungkinannya dapat di
perkirakan secara statistik. Sedangkan lapangan dakwah terus menerus
mengalami perubahan karena
berinteraksi dengan jiwa dan hati manusia. Hati manusia sepenuhnya
berada di dalam gengggaman Allah. Maka melakukan perencanaan adalah
usaha melaksanakan perintah Allah sedangkan keberhasilan dan kemenangan
berada di tangan Allah.
Pengembangan dan Pembaharuan.
Pengembangan
dan pembaruan adalah dua hal yang sangat diperlukan. Rasulullah SAW
swlalu mendorong umatnya untuk meningkatkan kualitas, cara kerja dan
sarana hidup serta memaksimalkan potensi alam.
“ Dan Ia telah menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya “ (Al-Jatsiyah : 13).
Pengembangan, pembaruan dan pemanfaatan hal-hal baru harus terkendali oleh kaidah-kaidah yang bersumber pada nilai-nilai Islam. Oleh
karena itu, setiap aktifis dakwah harus memahami setiap penemuan baru
di dalam lapangan gerakannya dan memanfaatkannya untuk kelancaran
jalannya program. Bahkan penemuan-penemuan baru harus diusahaklan untuk
mengembangkan dan memperkuat gerakan. Secara ringkasnya prinsip Islam iu tetap sedangkan alat pencapaiannya dapat diperbarui terus.
KESATUAN PANDANGAN
Mewujudkan persatuan dan kesatuan pandangan kaum muslilmin merupakan salah satu qadhiyah paling penting dalam gerakan Islam. Wihdah (persatuan) itu lambang kekuatan, sedangkan tafarruq
(perpecahan lambang kelemahan dan jalan menuju kegagalan. Musuh-musuh
Islam berusaha sekuat tenaga menyebarkan benih perpecahan dan
pertentangan di antara kaum muslmin, khususnya di antara para penguasa.
Kenyataan
memang memprihatinkan. Setiap usaha mewujudkan persatuan kaum muslimin
melalui pemimpin-pemimpin formal selalu kandas dan membentur kegagalan.
Karena itu kita harus berusaha keras mewujudkan persatuan kaum muslimin
dari basisnya. Konsekuensinya kita harus mewujudkan persatuan melalui
inidividu-individu bangsa muslim di setiap kawasan Islam, kemudian
bangsa-bangsa muslim itu dipersatukan
denagn mendesak masing-masing pemerintahnya supaya mewujudkan persatuan
dan menghilangkan pertentangan dan perselisihan.
Kesatuan di Dalam Satu Kawasan
Salah
satu strategi musuh untuk mmemeca belah rakyat muslim adalah dengan
mengekspor ideology sesat dan membentuk partai politik berdasar ideology
tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kursi dalam pemerintajhan
dan agar ideology tersebut dijadikan alternative bagi syariat Islam.
Jalan pertama menyatukan pandanagan setiap rakyat muslim adalah dengan
menghidupkan aqidah Islamiyah di dalam diri dan membangkitkan keimanan
di dalam hati
Jama’ah-Jama’ah Islamiyah di Dalam Satu Kawasan.
Ada fenomena dalam sebuah jama’ah terdapat beberapa kelompok yang memiliki sudut pandang yang berbeda. Ada
Sekelompok orang yang memfokuskan aktifitasnya kepada masalah-masalah
yang berkaitan dengan aqidah tauhid, ibadah,dll. Ada pula yang
memfokuskan perhatiannya pada masalah jihad. Ada yang menempuh jalan
sufi, bahkan ada yang mengikuti
konsep orang-orang kafir untuk mendangkalakan aqidah kaum muslimin.
Sementara itu adapula yang berusaha keras untuk mendirikan Daulah
Islamiyah. Keanekaragaman serta bermacam-macamnya sudut pandang ini lah
ayng menyebabkan kadang-kadang terjadi bentrokan.
Bagaimana sikap ikhwanul muslimin ?
“’Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada
permusuhan seolah-olah teman yang sangat setia “(Fushilat : 34)
Bertolak
dari ayat di atas, Imam Hasan Albana berkata: “ Jadilah kalian bersama
manusia laksana sebatang pohon. Ia dilempari dengan batu dan
mengembalikannya dengan buah.” Selain itu kita bekerjasamadalam hal-hal
yang kita sepakati dan saling menghargai terhadap hal-hal yang kita
berbeda.
Sekitar Perbedaan Dalam Masalah Furu’.
Imam
Hasan Al bana mengatakan bahwa perbedaan masalah furu’ memang tidak
dapat dihindarkan akan tetapi perbedaan ini tidak akan menjadi
penghalang persatuan selama ada ikatan hati, cinta kasih dan saling
ta’awun dalam kebenaran.
Kewajiban Kita Terhadap Itu Semua.
Menjadi
keharusan kita untuk melanjutkan apa yang telah dirintis oleh jamaah
untuk mewujudkan sasarannya yakni tegaknya dien Islam di bumi denagn
selalu taat pada asas-asas Islam. Ketaatan ini adalah sarana untuk
memperkuat ikatan kaum muslimin. Selain itu kita juga harus menghindari
setiap hal yang menyebabkan buruknya hubungan antara kita dan aktifis
dakwah yang lain. Kemudian mendorong pemimpin jamaah untuk melakukan
koordinasi, saling memahami. Penyatuan ini memerlukan tenaga dan
kesungguhan
[1] Syaikh Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah Jilid 1 (Jakarta : Al-I’tishom), 2000, hlm. 304.
0 komentar:
Posting Komentar